Senin, 28 Oktober 2013

Sebuah perkataan itu tidaklah dinilai luarnya

Sebuah perkataan itu tidaklah dinilai luarnya, sebab lidah itu tidak bertulang, mudah ditekak tekuk mengucapkan sesuatu ucapan, yang semanis gulali jawa. Namun yang dinilai itu isi hati yang mengiringi perkataan itu. Kadang luar dalam bisa sinkron, kadang juga tidak, ketika tidak sinkron, itu yang disebut munafiq. Orang2 menuntut citra seorang yang "mulia", menurut cita rasa mereka, harus lemah lembut, harus sabar, harus pemaaf dsb...... saya tidak seperti itu, kapan waktunya marah, saya akan marah, kapan waktunya nendang orang yah saya tendang, maaf2 saja, saya tak sibuk untuk bersikap tawadhu' rendah hati didepan saudara2, karena saya tak sdg mencari ridho dan simpati manusia, saya yah sesuka-suka saya saja. Toh, saya juga sdh mengerti bahwa orang2 yang memang ditaqdirkan mengikuti saya akan mengikuti saya, yang gak yah gak. saya memang sangat idealis........... sifat alif yah memang seperti itu, idealis dan kaku........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar