Dahulu
saya sangat anti dengan jejaring sosial macam facebook ini, meskipun
saya sebenarnya sangat tidak asing dengan internet. Saya sudah biasa
pakai internet sejak 1998, waktu itu saya tinggal di Kalimantan Selatan.
Baru sekitar 3 tahun ini saya facebookan, awalnya waktu saya kerja
di jakarta dan ketularan kawan2 dikantor yang lain. Dahulu facebook
belum lahir saya sudah internetan. yang tenar dulu
kalau gak salah itu friendster, saya jg tdk prnah friendsteran. untuk
mesin pencari, dulu google belum lahir, adanya yahoo. jadi saya lebih
tua di internet dibanding mbah google andalan orang2 itu, heuheuheu.
Google maju pesat meninggalkan yahoo dalam hal produk mesin pencarinya, dan facebook jg maju pesat meninggalkan friendster.
Soal chattingan, dulu yang paling tenar adalah Mirc, pakainya Dalnet
yang paling populer. kalau sekarang eranya camfrog, yang jadi ajang gak
jelas, dan mengumbar urusan seksualitas.
Dahulu saya jg sering
memanfaatkan internet untuk korespondensi, saya sering melakukan
korespondensi via email dan tanya jawab kepada asisten2 profesor di
Princenton University amerika, tentang plasma physics (fisika plasma),
karena saya tertarik utk belajar tentang hal itu tapi gak punya ongkos
dan sarana, sarananya lewat internet, itupun punya orang, karena saya
hidup bertahun-tahun numpang sama orang di Kalimantan. heuheuheu.
Apa yang saya pelajari tentang fisika plasma waktu itu saya katakan
sangat menarik, yaitu bagaimana dunia barat waktu itu sudah "MEMIKIRKAN"
untuk menjadikan "AIR" sebagai sumber energi masa depan, dimana air itu
tersedia sangat melimpah, sbb lautan itu air semua. Hal yang di
Indonesia ini bahkan tdk terbayangkan sama sekali, kecuali skdar urusan
PLTA (pembangkit listrik tenaga air).
Dari air mereka mengambil
dan memproses H20 (air) lalu mengambil unsur Hidrogennya (H),
membentuknya menjadi isotop hidrogen yang disebut deterium dan tritium.
Lalu mereka menciptakan sebuah reaksi fusi (penggabungan inti) dengan,
pada sebuah reaktor. dalam reaktor ada sebuah perangkat berbentuk donat
yang diberi daya kemagnetan. Kemudian deterium dan tritium dipanaskan
dgn tembakan gelombang elektro magnetik, sampai mencapai suhu 10 jt
derajad celcius, dan membentuk plasma (ikatan atomnya terlepas).
Plasma yang terbentuk akan berputar-putar mengeliling donat yang diberi
daya kemagnetan tersebut, lalu plasma akan mulai saling bertabrakan dan
terjadilah reaksi fusi (penggabungan inti) sambil melepaskan energi.
energi inilah yang diambil untuk memanaskan air dan air menguap
bertekanan tinggi bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin. Jadilah
"PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR MELALUI REAKSI FUSI". Reaksi fusi
(penggabungan inti) beda dengan reaksi fisi (pembelahan inti), PLTN yang
ada skrng umumnya pakai uranium atau plutonium dgn reaksi FISI
(pembelahan inti), dimana kebocoran reaktor akan berakibat fatal,
reaktor bisa meledak, dan menggakibatkan paparan radiasi. Reaksi fusi
(penggabungan inti) tidak bersifat berbahaya, sangat aman dan tanpa
radiasi.
Suatu ketika dimasa depan, dunia ini akan meninggalkan
minyak bumi, dan beralih kepada "serba listrik". Lalu pencemaran udara
yang sudah sangat tinggi akan berangsur menghilang kembali, bumi akan
netral lagi secara pelan-pelan terhadap pencemaran.
Sayang
jika negara ini jauh tertinggal dengan negara2 barat, bahkan mereka
telah menemukan cara untuk mendapatkan sumber energi baru, sebelum
minyak bumi dan gas habis terkuras. Jika saatnya tiba, maka mereka akan
"JUALAN LISTRIK" antar negara. Jika sudah seperti itu, maka kesenjangan
antara negara maju dan negara berkembang akan makin jauh, sebab listrik
akan jadi kebutuhan pokok, dan "HANYA" mereka yg memonopoli dan bisa
menyediakan listrik dalam skala besar.
sampai jumpa 100 thn yg akan datang........ heuheuheuheu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar