Rabu, 30 Oktober 2013

Logika masih berada dalam alam fikir atau alam angan-angan belaka

Mungkin seseorang sedang mencari sesuatu/seseorang yang "tepat" menurut perasaan hatinya, namun bukan sesuatu yang tepat menurut pandangan Allah. Ketika anda senantiasa menuntut untuk menemukan sesuatu ataupun seseorang yang sempurna dalam pandanganmu, maka engkau tak akan pernah menemukannya. Sebab sebaik apapun seseorang, tentulah mengandung suatu cela yang mungkin tak engkau sukai. Dalam hal itu, engkau menempatkan dirimu sebagai penilai atau pengukur orang lain, maka selamanya engkau berada dalam maqom "tukang ukur" orang.

Padahal yang engkau butuhkan dalam hidupmu dan segenap perjalanan spiritualitasmu adalah mengukur dirimu sendiri, bukan mengukur orang lain.

Saya memahami banyak orang2 yg berpendidikan tinggi secara akademis, kemudian menjadi "tertutup" hati, karena sistem pendidikan membuat seseorang dikuasai oleh "logika", saya sangat mengerti hal itu, sbb saya pun sama2 mengenyam pendidikan tinggi dan mengerti seluk beluknya. Pendidikan dalam satu sisi bisa meningkatkan kecerdasan, namun disisi yang lain bisa membuat "merasa tahu" atau merasa pandai. Itulah sebabnya kutinggalkan semua buku2, dan mulai "belajar bodoh", ternyata jauh lebih sulit dibanding "belajar pintar", lebih sulit dibandingkan untuk meraih gelar sarjana teknik bagiku.

Logika itu bisa menjadi TUHAN sesembahan orang....... wujudnya adalah "merasa tahu"......Padahal logika masih berada dalam alam fikir atau alam angan-angan belaka, meski seindah apapun.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar