coba
anda pelajari asmaul husna secara lengkap jangan separo2....... Allah
memang maha pemurah, pengasih dan penyayang disatu sisi, disisi yg lain
adalah maha pemurka, bahkan maha menyesatkan........ Namun DIA telah
menetapkan bagi diriNYA sendiri bahwa rahmatNYA mendahului
murkaNYA......
Al-Khaafiz (Maha Merendahkan)
Al-Qaabiz (Maha Menyempitkan)
Al-Mudhill (Yang Menghinakan)
Al-Muntaqim (Maha Pembalas Dendam)
Al-Maane (Maha Melarang)
Al Qahhaar (Yang Maha Memaksa)
Ad Dhaar (Yang Maha Penimpa Kemudharatan)
Sebenarnya ini sudah pernah saya ulas dahulu kala tentang ismu Dzat
(ALLAH) yaitu tentang makna dua buah lam, lam jalal dan lam jamal. Bahwa
Allah itu menguasai dua sisi kutub sifat sekaligus, hitam dan putih.
Allah juga yg memberi petunjuk, Allah pula yang menyesatkan.
Namun DIA selalu mendahulukan rahmatNYA ketimbang murkaNYA.
Saya seringkali melihat "ideologi" orang2 tentang TUHAN, bahwa TUHAN
itu mesti selalu welas asih (Rahman Rohim), tak boleh murka, tak boleh
cemburu, tak boleh keras, tak boleh menyiksa. Ini adalah ideologi yg
"separo" saja memahami TUHAN. Umumnya malah pemahaman ini berasal dari
agama kristen, dimana mereka memahami "sosok TUHAN" sbg selalu welas
asih, tak dikenali "sosok TUHAN sbg Maha Pemurka", sdng dalam QUR'AN pun
terang bagaimana ALLAH, banyak sekali bercerita bahwa DIA memusnahkan
berbagai macam kaum, sbg pelajaran.
Benar jikalau dikata bahwa
Allah itu maha Pengasih dan Penyayang, dan mendahulukan rahmatNYA, namun
salah besar jika mengira bahwa Allah itu bukan Maha Pemurka. Karena
pemahaman demikian, berarti ada sifat yg terlepas dari Allah, padahal
tiada sifat2 itu selain datang dari Allah juga, sebagai Al-Awwal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar