Minggu, 19 Januari 2014

asbab dan tajrid adalah sebuah keadaan yang dimiliki orang.......

Asslamu'alaikum guru, meski tak pernah ku berjumpa guru, tapi ana sangat tertarik dengan bhasan2 guru, apalagi yg mengarah kearah kema'rifatan.
ana mua sedikit bertanya guru dalam Hikam imam Ibnu Athaillah menulis : "Keinginanmu untuk bertajrid padahal allah masih meletakkanmu dalam suasana asbab dr syahwat yang samar, sebaliknya Keinginanmu untuk berasbab padahal Allah telah meletakkan Kamu dalam suasana tajrid berarti turun dari semangat dan tingkat yang tinggi"

ana sebenarnya masih kurang faham, mhon sedikit dijelaskan,, dan dari sini ana punya kesimpulan sedikit kalo manusia mu'min itu ada 4 macam :

Ahlul Asbab yg merasa Asbab
Ahlul Asbab yg merasa Tajriid
Ahlut Tajriid yg merasa Tajriid
Ahlut Tajriid yg merasa Asbab

dari ke 4 ini mana yang paling baik, dan tidak baik,, atau mungkin ada urutan tingkatannya ?
==================================================
Fatwa Kehidupan
waalaikumsalam
asbab dan tajrid adalah sebuah keadaan yang dimiliki orang.......

asbab adalah keadaan dimana seseorang memiliki tanggungan, misal seorang suami yang mesti mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya........

tajrid adalah keadaan bebas, dimana seseorang tidak memiliki beban tanggungan, atau yang beban tanggungannya ada yang menjaminnya, sehingga dia memiliki waktu luang yang penuh........

sebagai contoh keadaan tajrid itu adalah keadaan anak2 muda usia sekolah, mereka tdk perlu mikir bagaimana mencari uang, krnnya bisa fokus untuk belajar......... atau keadaan orang yg sudah tua/pensiun, dimana mrk jg tdk prlu mikir mencari uang sebab ada uang pensiun atau ada anak2 yang menjamin biaya hidupnya.........

yang terbaik adalah mereka yang TAHU posisinya......... apakah dia sebagai asbab ataukah sebagai tajrid........ lalu mampu untuk meletakkan diri dalam posisinya secara tepat.......

"Keinginanmu untuk bertajrid padahal Allah masih meletakkanmu dalam suasana asbab merupakan syahwat yang samar, sebaliknya Keinginanmu untuk berasbab padahal Allah telah meletakkan Kamu dalam suasana tajrid berarti turun dari semangat dan tingkat yang tinggi"

maksudnya adalah tentang orang yang tidak memahami keadaannya........ seorang yg berkeadaan asbab, lalu ingin jadi tajrid, maka dia meninggalkan pekerjaannya untuk memburu Ketuhanan, itu adalah nafsu halus, yang nampaknya baik namun aslinya buruk, sebab hal demikian, membuat anak istrinya kekurangan dikarenakan dia meninggalkan amanah tanggung jawabnya kepada keluarga utk menjadi tajrid, yg mana itu belumlah maqom/tempatnya berpijak, maka dia sedang menzalimi keluarganya sendiri akibat nafsu halusnya.........

sebaliknya orang yg berkeadaan tajrid, sebenarnya hidupnya terjamin tanpa beban, malah memilih untuk cari uang daripada untuk mencari ilmu atau untuk menyusuri jalan Ketuhanan secara lebih jauh lagi, maka dia termasuk goblok, sebab semangat Ketuhanannya rendah, sampai dia lebih tertarik kepada uang daripada Allah, dunia lebih menariknya ketimbang akherat, dia telah mengalami penurunan kualitas ruhani........

contoh orang dalam keadaan tajrid, misalnya adalah santri2 jabung di padepokan FK...... mereka sdh ada yg menjamin dan menanggung biaya hidupnya, jika sampai semangat mereka menggapai Ketuhanan lenyap, berganti untuk semangat kepada mencari uang/duniawi, maka keadaan ruhani mereka sedang mengalami penurunan kualitas....... karena duit lebih menarik bagi mereka ketimbang Allah.......

yang terbaik adalah yang mengerti maqom keadaannya dan bisa menjalankannya dgn baik, kalau asbab yah asbab yang baik, kalau tajrid yah tajrid yang baik......

saling bekerja sama, bagi asbab memberi dukungan materi/duniawi utk tajrid, bagi tajrid memberi dukungan akherat dgn doa dsb kepada yang asbab......... simbiosis mutualisme, saling menguntungkan......

4 komentar:

  1. setau saya tajrid dan kasab itu sebuah takdir yang datang tanpa disadari (pemuliuhan/ menemmukan kemaslahatan dunia dan akherat)

    BalasHapus
  2. Mohon bahas yg lbih pnting..
    Tntang narkoba, maksiat dan akhlaq yg tđk baik. Yg sudah mbudaya d sekitar kita..
    Bagaimana solusix

    BalasHapus
  3. Menurut saya ini penting, karena manusia yg sudah memahami tentang bagaimana , kenapa, dan untuk apa manusia di ciptakan itu akan memberikan dampak positif untuk dirinya , dan orang di sekitar nya karna mengkaji diri dengan rasa akan memperbaiki akhlak manusia tersebut...jika mengenai solusi tentang maslh di sekitar kita bagaimana akan terpecahkan jika yg mencari solusi saja tidak memahami tentang rasa ....
    Mohon maaf bukan bermaksud menggurui ..karna saya jg masih belajar.... Menurut saya rasa itu adalah dasar dari pada hal lain,.. terimakasih

    BalasHapus