Minggu, 03 November 2013

pandangan lahiriah (syari'at) dan batiniah (hakekat) itu acapkali saling terbalik

Kemarin siang pas di jalan sama kawan, mampir di warung buat makan siang, lalu ada seorang pengemis yang mendekat dan minta uang, lalu saya keluarkan uang pecahan 2 rb-an, saya kasihkan. Setelah itu karyawan/pemilik warungnya menegur saya "jangan dikasih mas"...... saya jawab, "biarin saja". mungkin karena pengemisnya bertubuh sehat dan bugar.

Bagi pemilik warung yang menegur saya, maka secara lahiriah dia memandang saya sedang memberi seorang pengemis. bagi saya, dalam hati saya mengatakan "saya sedang diberi" oleh pengemis. Pandangan lahiriah dan batiniah itu berbeda prinsip dan arah. Secara lahiriahnya saya "memberi", ini yang nampak dimata, sedang secara batiniahnya saya sedang "diberi", karena pandangan batiniah itu yang saya ikuti, saya segera menerima pemberian tersebut, jika pandangan lahiriah yang saya ikuti, maka yg timbul adalah tidak bersegera memberi, pikar pikir dulu, karena siapa memberi dan siapa yang diberi itu beda antara pandangan lahiriah dan batiniah.

Sekarang saudara mungkin mengerti antara pandangan lahiriah (syari'at) dan batiniah (hakekat) itu acapkali saling terbalik........

hakekatnya saya tdklah memberi, namun saya malah diberi oleh pengemis itu, karena tanpa ada yg "menerima", maka saya tdk berkesempatan memperbuat suatu kebaikan kpd org lain walaupun kebaikan kecil saja. Saya sedang diberi suatu kebaikan, maka mesti segera mengambilnya

1 komentar: