Mungkin
banyak salik yang belum mengerti bedanya keadaan tajrid dan asbab.....
dalam keadaan tidak ada tanggungan atau belum berkeluarga, masih tajrid,
salik yang berbakat bisa mengunci pintu nafsu, termasuk diantaranya
adalah nafsu syahwat.......
Ketika nafsu dikunci maka dunia ini menjadi hambar, uang dan wanita adalah perkara yang kurang menarik hati.....
Ketika sudah dalam keadaan asbab, nafsu harus dilepas, karena nafsu syahwat diperlukan untuk beribadah yaitu sunah ras
ul, alias ibadah kasur.....
Tanpa nafsu dilepaskan, maka tdk memungkinkan bangkitnya syahwat, hal
ini akan mengecewakan dan menzalimi hak pasangan, sbb dinikahi bukan
untuk dianggurin begitu saja.....
Ketika nafsu dilepaskan, ada
efek samping yaitu lepasnya jenis jenis nafsu yang lain..... bisa
digambarkan, ketika gerbangnya dibuka, bukan hanya harimau yang lepas,
tapi serigala, gajah dan semua hewan buas lepas dari kandang.....
Dengan membuka pintu nafsu akan lepas semua, dan nafsu adalah
tunggangan setan..... maka dalam keadaan asbab, beda kasus dgn tajrid,
nafsu harus ditaklukkan diluar kandang..... bukan lagi di dalam
kandang..... Sebab setelah menikah, sdh tdk mungkin menutup pintu nafsu
yang berarti tidak bisa bersetubuh dengan istri jika ditutup..... Harus
dibuka pintunya, dan belajar menjinakkan nafsu diluar kandang atau
dalam keadaan pintu terbuka dan rentan serangan......
Itulah
seninya..... memerangi hawa nafsu buruk, lebih sulit dalam keadaan
asbab..... kalau terlalu diperangi, bisa tidak nafsu lagi sama wanita,
kalau dibiarkan bisa mempertebal hijab.....
Siapapun, kalau dalam
keadaan tajrid tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya, maka dalam
keadaan asbab sudah pasti akan gagal memerangi nafsunya.....